Pengembangan Produk di Sektor Jasa Pengiriman Bahan Agro

Tugas Mata Kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk
Disusun oleh : 
Nurul Hadiqah As-Sa'adah
11/318960/TP/10200
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I.              LATAR BELAKANG
Pengembangan produk dapat dilakukan baik untuk barang maupun jasa. Kelompok kami mendapat tema pengembangan produk pada sektor jasa pengiriman bahan pertanian. Dalam hal ini kami membahas pengiriman produk pisang segar di mana pisang segar memiliki beberapa karakteristik yang harus diperhatikan terkait cara pengangkutan dan pengirimannya.
Selama ini, buah-buahan segar (termasuk pisang) diangkut dengan menggunakan alat transportasi berupa truk bak tertutup. Penanganan yang dilakukan hanya berupa menumpuk pisang-pisang dalam bentuk tandan ke dalam truk begitu saja. Padahal, selayaknya produk agro pada umumnya, pisang memiliki sifat mudah rusak. Tekstur pisang yang empuk dan berkulit cukup tipis membuat pisang rawan mengalami memar. Selain itu, pisang merupakan buah yang masih berlanjut proses metabolismenya walaupun sudah dipetik dari pohonnya. Hal ini membutuhkan penanganan khusus agar saat diangkut pisang tidak menjadi busuk.
Pengembangan produk yang dilakukan oleh kelompok kami adalah dalam sektor jasa sehingga mencakup tidak hanya pada modifikasi alat transportasinya saja, namun juga material handling sebelum pisang diangkut ke truk. Dengan melakukan pengembangan pada proses pengiriman ini, maka diharapkan kualitas pisang dapat terjaga dengan baik sehingga akan memberikan kepuasan yang optimal kepada konsumen.

II.           KLASIFIKASI PENGEMBANGAN PRODUK
Jenis-jenis pengembangan produk ada beberapa macam, di antaranya adalah line extensions, repositioned, reformulation, dan creative product. Berdasarkan jenis-jenis pengembangan yang sudah ada, maka pengembangan yang kami lakukan termasuk pada jenis line extensions. Alasannya adalah bahwa pengembangan yang dilakukan hanya berupa modifikasi interior truk dan melakukan penanganan bahan sebelum dimasukkan ke truk.
Jika digolongkan pada jenis repositioned tidak tepat karena dalam hal ini kami tidak menemukan kegunaan baru dari produk yang sudah ada. Pengembangan yang kami lakukan tidak tergolong reformulation karena kami melakukan pengembangan di bidang jasa sehingga tidak ada formula apapun yang diubah, dan juga tidak tergolong creative product karena alat transportasi yang digunakan yaitu truk memang sudah merupakan jenis alat transportasi yang umum digunakan untuk mengangkut buah pisang sehingga tidak tergolong pada menciptakan produk baru secara utuh.

III.        PEMBAHASAN PENGEMBANGAN YANG DILAKUKAN
Pengembangan yang dilakukan
oleh kelompok kami meliputi modifikasi interior pada truk pengangkut serta penanganan bahan sebelum dimasukkan ke truk. Modifikasi yang dilakukan terkait dengan sifat fisik buah pisang yang mudah rusak.
Adapun kerusakan yang mungkin terjadi pada pisang antara lain sebagai berikut :
a.    Memar karena benturan
Terjadi karena terbentur akibat dijatuhkan pada permukaan yang lebih keras, misalnya buah pisang yang dilemparkan saat pemuatan dalam kemasan, atau buah pisang yang telah berada dalam kemasan jatuh atau dilemparkan saat memuat dalam angkutan. Untuk mengurangi kerusakan tersebut, dapat digunakan lapisan atau bantalan pada dasar kemasan dan penanganan yang lebih hati-hati.
b.    Memar akibat tekanan
Buah pisang dalam kemasan dapat mengalami kerusakan jika kemasan tidak kuat menahan tumpukan dari kemasan di atasnya. Memar akibat tekanan juga dapat terjadi akibat tumpukan antar buah pisang dalam kemasan. Buah pada bagian bawah tertekan pisang yang berada di atasnya jika tanpa disusun dengan baik dan diberi lapisan penyekat.
c.    Memar akibat gesekan
Kerusakan ini dapat dihindari bila penyusunan buah pisang dalam kemasan rapat dan tidak memungkinkan buah bergerak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka harus dilakukan cara agar saat buah pisang diangkut tidak mengalami benturan, tekanan, maupun gesekan yang terlalu banyak. Untuk mengurangi benturan, maka pada bagian dalam truk yaitu alas dan dinding truk dilapisi dengan bahan yang empuk seperti busa ataupun dakron. Sedangkan untuk mengurangi tekanan dan gesekan diatasi dengan melakukan penanganan bahan yang akan dibahas kemudian.
Seperti buah segar pada umumnya, pisang tidak boleh terpapar suhu yang tinggi karena akan mempercepat proses pembusukan. Hal ini diatasi dengan melakukan modifikasi pada truk berupa pemberian alat pendingin sehingga selama buah pisang diangkut akan tetap berada pada suhu yang tidak membuat busuk.
Untuk masalah memar karena gesekan dan tekanan, dilakukan penanganan bahan berupa cara menumpuk dan mengemas pisang sebelum dimasukkan ke truk. Buah pisang dapat ditumpuk dalam bentuk tandan maupun sisir, namun bentuk sisir lebih direkomendasikan daripada bentuk tandan. Walau begitu, jika ingin menumpuk pisang dalam bentuk tandan juga tidak masalah karena terdapat penanganan untuk menumpuk buah pisang dalam bentuk tandan yaitu dengan menumpuknya sampai penuh dan membungkus tandan-tandan pisang tersebut dengan menggunakan daun pisang kering yang dililitkan dari sisir terbawah ke sisir paling atas sehingga menutup sempurna seluruh bagian. Untuk pisang yang akan ditumpuk dalam bentuk sisir, akan lebih baik jika dikemas dalam peti karton atau peti plastik yang bisa digunakan ulang.
 Untuk meminimalisasi kebusukan ketika produk sampai di tangan konsumen, maka pada proses pengiriman jarak jauh yang memerlukan waktu lama, dibuat standar kematangan buah pisang. Pisang tidak boleh diangkut dalam keadaan sudah matang karena beresiko menjadi busuk atau matang berlebihan ketika sampai di tempat tujuan. Buah pisang akan lebih baik jika diangkut dalam kondisi setengah matang atau mentah jika waktu pengiriman sangat lama.

Hal terakhir yang diperhatikan dalam penanganan produk pisang adalah pemberian kemasan. Kemasan merupakan hal yang penting untuk mencegah pisang dari kerusakan fisik maupun biologis. Kemasan yang digunakan cukup memiliki ventilasi atau lubang-lubang untuk membuang panas yang dihasilkan oleh buah pisang. Panas tidak boleh terakumulasi di sekeliling buah yang dapat menstimulasi respirasi yang lebih cepat. Umumnya, kemasan dengan ventilasi sekitar 5% sudah mencukupi. Kemasan harus mampu menekan kehilangan air yang berarti juga susut bobot dan penampilan buah seperti layu atau kurang segar. Untuk mengatasi susut bobot tersebut, dapat digunakan lembaran plastik polietilen tipis yang diberi lubang/ perforasi untuk membungkus seluruh buah pisang sebelum dimuat dalam kotak karton berkorugasi. Adapun karton berkorugasi yang digunakan terdiri dari dua bagian berupa wadah dan tutup, dilengkapi dengan ventilasi pada empat sisi dan tutupnya. Selain sebagai ventilasi, lubang yang dibuat pada kedua sisi juga berfungsi untuk memudahkan mengangkat kemasan. Kemasan diberi liner berupa kantong plastik tipis yang berlubang-lubang, kemudian buah pisang diatur didalamnya selapis demi selapis dibatasi dengan lembaran styrofoam tipis yang berlubang.

Share:

0 comments